Sabtu, 04 Januari 2014

Ironi
Tidak hanya manusia yang hidup di bumi ini. Ada berbagai macam makhluk hidup lain di bumi. Dari yang besar sampai yang tidak dapat dilihat. Setiap komponen kehidupan pasti memiliki peran dan fungsi penting. Semuanya saling terhubung menbentuk suatu kesemimbangan alam. Jika satu saja dari komponen tersebut hilang pasti akan menimbulkan kekacauan.
 Sebagai makhluk yang paling sempurna, patutlah manusia bertugas menjaga keseimbangan alam. Namun  manusia terlalu sombong. Manusia menyalahgunakan kesempurnaannya hanya untuk kepenting pribadi tanpa memikirkan makhluk-makhluk yang lain. Bagaimana tidak? Dengan teganya manusia menghancurkan hutan yang merupakan satu-satunya tempat tinggal makhluk lain. Begitu rakusnya manusia memotong setiap dahan hingga tidak tersisa.. Dengan teganya manusia meracuni sungai, tanah dan udara dengan limbah dan sampah. Melobang-lobangi bumi ini tanpa peduli pemulihannya. Tanpa berperasaan, membunuh  binatang – binatang tak berdaya hanya untuk mendapatakan kepuasan dunia. Tanpa rasa bersalah manusia sewenang – wenang memperlakukan alam, berlagak penguasa di jagat raya ini.
Seharusnya manusia tidak heran. Jika alam meronta – ronta. Lempeng bergoncang dengan dahsyat, air bah mengalir semaunya kemana saja, angin bertiup sekencang apapun. Tetapi semua itu juga berimbas pada makhluk hidup yang tak bersalah. Pepohonan dan binatang jadi korbannya. Mereka harus menanggung akibat dari perbuatan manusia. Sunggh ironi, bukan?
 Sungguh malang nasib bumiku sayang. Harus menerima kenyataan didiami makhluk-makhluk rakus. Sungguh besar budimu bagi mereka, hingga masih mau menerima jasad mereka. Apakah masih pantas manusia menyebut dirinya sebagai makhluk yang sempurna? Bukankah hanya kehancuran yang meraka bawa di bumi pertiwi ini? Tidakkah ada sedikit rasa malu yang terbesit di hati manusia atas semua kekacauan yang telah mereka perbuat? Memang ironi kehidupan ini.
Wahai kawan, apalah jadinya nanti bumi ini di 50 tahun yang akan datang. Kita harus mengubah sikap kita dan memulihkan lagi harkat martabat kita. Tunjukan rasa syukur kita. Buktikan bahwa kita pantas menjadi makhluk yang paling sempurna. Apa balas budimu pada bumi ini? Dan bagaimana kamu mempertanggungjawabkan kelakuanmu terhadap makhluk yang lain?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar