Ironi
Tidak hanya manusia yang hidup di bumi ini. Ada
berbagai macam makhluk hidup lain di bumi. Dari yang besar sampai yang tidak
dapat dilihat. Setiap komponen kehidupan pasti memiliki peran dan fungsi
penting. Semuanya saling terhubung menbentuk suatu kesemimbangan alam. Jika satu
saja dari komponen tersebut hilang pasti akan menimbulkan kekacauan.
Sebagai
makhluk yang paling sempurna, patutlah manusia bertugas menjaga keseimbangan
alam. Namun manusia terlalu sombong.
Manusia menyalahgunakan kesempurnaannya hanya untuk kepenting pribadi tanpa
memikirkan makhluk-makhluk yang lain. Bagaimana tidak? Dengan teganya manusia
menghancurkan hutan yang merupakan satu-satunya tempat tinggal makhluk lain. Begitu
rakusnya manusia memotong setiap dahan hingga tidak tersisa.. Dengan teganya
manusia meracuni sungai, tanah dan udara dengan limbah dan sampah. Melobang-lobangi
bumi ini tanpa peduli pemulihannya. Tanpa berperasaan, membunuh binatang – binatang tak berdaya hanya untuk
mendapatakan kepuasan dunia. Tanpa rasa bersalah manusia sewenang – wenang
memperlakukan alam, berlagak penguasa di jagat raya ini.
Seharusnya manusia tidak heran. Jika alam meronta –
ronta. Lempeng bergoncang dengan dahsyat, air bah mengalir semaunya kemana
saja, angin bertiup sekencang apapun. Tetapi semua itu juga berimbas pada
makhluk hidup yang tak bersalah. Pepohonan dan binatang jadi korbannya. Mereka
harus menanggung akibat dari perbuatan manusia. Sunggh ironi, bukan?
Sungguh malang
nasib bumiku sayang. Harus menerima kenyataan didiami makhluk-makhluk rakus. Sungguh
besar budimu bagi mereka, hingga masih mau menerima jasad mereka. Apakah masih
pantas manusia menyebut dirinya sebagai makhluk yang sempurna? Bukankah hanya kehancuran
yang meraka bawa di bumi pertiwi ini? Tidakkah ada sedikit rasa malu yang
terbesit di hati manusia atas semua kekacauan yang telah mereka perbuat? Memang
ironi kehidupan ini.
Wahai kawan, apalah jadinya nanti bumi ini di 50
tahun yang akan datang. Kita harus mengubah sikap kita dan memulihkan lagi
harkat martabat kita. Tunjukan rasa syukur kita. Buktikan bahwa kita pantas
menjadi makhluk yang paling sempurna. Apa balas budimu pada bumi ini? Dan bagaimana
kamu mempertanggungjawabkan kelakuanmu terhadap makhluk yang lain?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar